Selasa, 29 Oktober 2013

JEJAK


JEJAK

Hari ini Anda sudah melangkah berapa kali?
Kisah penaklkan Everest sering disampaikan. Hillary mengimpikan untuk menjadi manusia pertama menjejakkan kaki di puncak Everest. Berkali-kali Hillary gagal. Ia tidak putus asa.

Hari itu 29 Mei 1953. Hillary hampir pasti akan berada di puncak Everest. Seluruh pemberitaan di Asia fokus kepada Hillary, mengalahkan gejolak dan pembantaian yang terjadi di Vietnam dan Kamboja.
Tinggal 20 meter lagi. Tampak yang mendekati puncak tinggal dua orang, yaitu Hillary dan seorang pengangkut barang, biasa disebut sherpa, Tenzing Norgay namanya. Posisi Tenzing lebih di atas. Hillary 10 meter di bawah. Dengan posisi ini, kemungkinan yang akan menjadi manusia pertama mencapai puncak Everest adalah si pengangkut barang itu, Tenzing.

Sepuluh meter terakhir. Waktu setempat menunjukkan 11.25. Terlihat Tenzing menahan langkah.
Ia perlahan-lahan bergeser ke kiri. Hillary meneruskan langkahnya. Hillary meneruskan langkahnya. Pada lima meter terakhir Tenzing berhenti. Edmund merangkan gegas mencapai puncak Everest. Ia kemudian tercatat menjadi manusia pertama yang berhasil mencapai puncak tertinggi di dunia.
Mengapa Tenzing berhenti? Bukankah kalau ia mau, bisa saja ia yang akan mencapai puncak tertinggi itu kali pertama? Para reporter mengerumuni Hillary ketika berada di basecamp dasar. Tapi seorang reporter yang jeli dari Prancis justru mewawancarai Tenzing yang seakan tidak diperhatikan reporter lain.

Sang reporter bertanya, "Mengapa Anda mempersilakan Hillary mencapai puncak lebih dulu? Bukankah Anda di posisi mendekati puncak?"

Tenzing dengan tenang menjawab pertanyaan reporter itu, "Impian Hillary adalah menjadi manusia pertama mencapai puncak Everest. Impian saya adalah membantunya menjadi manusia pertama mencapai puncak Everest....."

Edmund Hillary meninggal, 11 Januari 2008. Tapi kisah penaklukan Everest akan terus dikenang sebagai salah satu kisah terbaik di dunia. Banyak hal indah tercatat di dalamnya.

Jadi, berapa kali Anda melangkah hari ini Berapa pun Anda melangkah, sebaiknya ada satu jejak yang bisa dikenang. Dari ribuan langkah pendaki Everest, yang kita bicarakan di atas, kita kenang satu jejaknya. Sebagai orang pertama yang mencapai Everest.

Jadi untuk dikenang Anda harus punya satu karya. Seperti kata pepatah, Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Manusi amati meninggalkan jejak : Karya.

Senin, 28 Oktober 2013

Sajak Pagi Hari

Hari sudah mulai berganti dan aku pun belum bisa menutup mata, seolah semua berlalu namun aku terus saja terjaga.
Badan pun lemas tiada terkira, perasaan cemas untung saja hari ini tidak ada kelas.Beban serasa bertambah meski matahari diufuk timur sudah mulai terang dan cerah.
Ku coba tuliskan rasa gundahku selama ini, beban berat seakan menjepit nurani.
Bahkan untuk memejamkan mata aku sampai tak bisa, teman ku yang biasanya ikut begadang hari ini sudah tepar duluan, tinggalah aku sendiri hanya berteman layar kaca.
Mungkin bagi sebagian orang tidur adalah hal yang begitu mudah untuk dilakukan, tapi bagi ku itu adalah suatu yang begitu sulit, saat mulai merebahkan badan,tubuh ini seolah berkata jangan kau tidur duluan.
Rasa gelisah menyelimuti setiap malam dikala aku mencoba untuk diam, sampai kadang ku putuskan untuk menenggak obat tidur agar aku mampu terlelap. Hanya saja aku takut akan terjadi kecanduan hingga niat itu pun sampai hari ini aku urungkan.
Hal macam apa sebenarnya ini adakah disana yang merasa sepertiku juga??
Entahlah mungkin sudah suratan takdir,jikalau aku harus tidur pada saat pagi hari, atau pada saat manusia yang lain mulai menata kehidupan dicerahnya pagi.

Jumat, 18 Oktober 2013

 Album Disciples: Jesus Rock

Kabar gembira untuk Hip Hop Indo yang hobi mendengarkan lagu-lagu rohani. Bulan Januari lalu, Disciples baru saja merilis album kedua mereka yang diberi judul Jesus Rock. Eits, jangan dulu terkecoh dengan kata-kata “rock” yang ada di cover album ini. Sebenarnya, kata “rock” tersebut berarti “Yesus keren” atau “cool” atau bermakna Yesus yang mengguncangkan hidup manusia. Disciples digawangi oleh Igor a.k.a Saykoji, Joshua a.k.a JFlow, Guntur Simbolon, dan Rendy Reindhard Supit.
Sebagai grup Hip Hop gospel pertama di negara kita ini, sudah terbayang kalau musik yang disajikan di dalam albumnya akan kental dengan beat-beat RnB dan Hip Hop. Lirik-lirik lagu yang dinyanyikan memang khusus mengulas tentang penyegaran rohani bagi umat kristiani. Seolah ingin berbagi berkat dengan sesama pemeluk agama Kristen, Disciples membuat lagu untuk selalu diingat dan dimaknai sebagai sebuah karya rohani.
Dengan membeli album seharga Rp40.000,00, kita sudah bisa menikmati 10 lagu yang dinyanyikan langsung oleh Disciples. Di antaranya, I Got the Power, Ku Berbahagia, Jesus Rock, Dancing for the King, See the Stars featuring Sidney Mohede, Di Muka Tuhan Yesus, I Could Sing of Your Love, Dalam Kristus, Bring Back, dan Garis Akhir. Untuk para pengguna Apple, album ini juga sudah tersedia di iTunes.
Web:
facebook.com/disciplesindonesia
sahabatdisciples.blogspot.com
twitter @disciplesrap
Booking info:
Tessy Penyami
tessypenyami@gmail.com
08128714933

Hip Hop Indonesia, Akulturasi Musik Modern Dengan Kebudayaan Indonesia

Hip Hop Indonesia, Akulturasi Musik Modern Dengan Kebudayaan Indonesia
Jogja Hip Hop Foundation
Musik rap selalu identik dengan budaya Amerika. Namun karena kulturnya yang sangat mengena di anak muda membuat penyebarannya sangat cepat hingga ke seluruh dunia.

Begitu juga di Indonesia yang tak jelas kapan musik rap masuk ke sin. Namun di tahun 90an hip hop dan rap berkembang pesat dan menjadi salah satu musik yang digemari oleh kalangan remaja. Perkembangan rap di Indonesia dicatat dengan adanya kompilasi Pesta Rap. Sosok Iwa K adalah pionir rap di Indonesia yang menyebarkan wabah hip hop ke anak muda.

Seperti halnya kultur hip hop dari Amerika yang kini telah mewabah di Indonesia. Dari dandanan serta musiknya yang sangat up to date dan tak malu-maluin membuat semua para anak muda mencoba untuk menirunya.

Seiring waktu perkembangan rap di Indonesia semakin unik. Bahkan mereka berani meng-crossover dengan berbagai genre musik. Dari lirik pun tak hanya memakai bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan daerah pun juga diterapkan dalam repetan rima para rapper.

Dan siapa sangka jika kultur hip hop ini bisa berakulturasi dengan musik dan daerah di Indonesia. Di tangan pemuda yang tergabung dalam sebuah grup Jogja Hip Hop Foundation, musik perlawanan kaum minoritas di Amerika ini menjadi unik. Mereka mencoba memadukan musik hip hop dengan musik dan bahasa daerah mereka, Jogja.

Besetan turntable serta irama rancak musik elektronik berpadu dinamis dengan musik tradisional khas Jogja. Lirik-lirik bahasa Jawa walau dinilai segmented ternyata mendapat sambutan positif dari kalangan rapper. Bahkan saat mereka tampil di New York banyak yang memberikan applause dan salut dengan musik mereka.

Ternyata tak hanya Jogja saja yang melakukan hal seperti ini. Di bumi Parahyangan, terdapat grup hip hop bernama Sundanis yang mengombinasikan dengan musik serta bahasa daerah, Sunda. Alat musik seperti kecapi, angklung dan berbagai tetabuhan diusung ke dalam aransemennya dan dicampur dengan beat-beat modern. Bahkan mereka menggunakan seorang sinden dalam salah satu lagunya.

Di Jakarta juga memiliki grup hip hop yang sering bernyanyi dengan bahasa Betawi bernama Kojek. Tak hanya musiknya saja yang kental dengan budaya Betawi, namun dari segi dandanan juga. Sarung yang diselempangkan di leher dan celana ala Betawi dan kopiah pun menjadi ciri khas dreescode mereka.

Tak hanya ketiga kota ini saja, di Surabaya, Semarang, Medan, dan kota lainnya jika ditelusuri lebih jauh akan menemukan grup hip hop yang unik dan memiliki ciri tersendiri.

Namun sayangnya masih banyak anak muda yang merasa malu untuk mengangkat kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam ini. Mereka menganggap mempelajari budaya serta musik daerah sangat kuno dan tidak keren.

Acungan jempol patut diberikan pada para rapper yang berani mengusung musik hip hop dengan budaya Indonesia. Akulturasi ini  menjadikan ciri khas tersendiri bagi para komunitas rapper Indonesia dibandingkan rapper lainnya, sehingga apa yang mereka lakukan terlihat orisinil.

Keunikan inilah yang membuat komunitas hip hop di luar negeri memperhitungkan Indonesia dalam kancah musik rap. Jadi jangan malu untuk mempelajari kebudayaan kita. Karena hal tersebut bisa digabungkan dengan kebudayaan modern.

Soccer sebagai 'Anak Tiri' Amerika yang Tidak Sengsara

thumbnailTasos Katopodis/Getty Images
Kalau ingin tahu anak tiri yang tidak sengsara, tengoklah sepakbola di Amerika Serikat. Kalau ingin tahu "anak utama", bukan "anak tiri", yang malah sengsara, lihat saja sepakbola di Indonesia.

Soccer, begitu orang Amerika menyebut sepakbola, memang bukan olahraga utama. Tapi sepakbola di Amerika jauh dari sengsara. Sebagai pelopor utama industrialisasi olahraga, soccer juga menikmati gelimang uang yang tidak sedikit.

Di Amerika Serikat, sepakbola bukan olahraga populer. Namun ini tidak menghentikan Negeri Paman Sam untuk sukses di lapangan hijau, meski hanya di kawasannya sendiri. Mutakhir, tim nasional (timnas) AS berhasil menjuarai Piala Emas CONCACAF usai mengakhiri perlawanan Panama 1-0 di Stadion Soldier Field, Chicago, AS, Minggu (28/7) lalu. Gelar juara ini sekaligus mengakhiri masa penantian Sam's Army --julukan timnas AS-- selama enam tahun. Terakhir kalinya mereka mengangkat trofi Piala Emas pada 2007, saat mengalahkan Meksiko 2-1.

Sebetulnya prestasi AS di enam tahun terakhir tidak jelek-jelek amat. Tercatat dalam dua penyelenggaraan terakhir sebelum ini, AS mampu jadi runner-up setelah kalah dari rival utama di kawasan ini, Meksiko, masing-masing 0-5 (tahun 2009) dan 2-4 (2011).

Berjaya jadi juara, perjalanan sepak bola timnas yang saat ini diarsiteki Juergen Klinsmann itu tak sepenuhnya mulus. Mereka tampak tertatih-tatih di babak kualifikasi Piala Dunia 2014 dengan pertandingan yang didominasi oleh hasil seri.

Soccer Kalah Pamor

Sepakbola (football, voetbal, futbol, fussball, calcio) merupakan cabang olahraga yang umumnya digemari orang. Tak heran kalau "The Greatest Show on Earth" meletakkan Piala Dunia di peringkat teratas, dan Piala Eropa di peringkat ketiga. Sementara olahraga multievent Olimpiade diapit oleh keduanya.

Namun, hal bertolak belakang terjadi di AS. Negeri ini boleh bangga dengan Pasuckquakkohowog, yang disebut-sebut sebagai sejarah lama untuk istilah "sepakbola". Akan tetapi, sepakbola yang akrab disebut soccer itu justru kalah populer dibanding American Football, bola basket, ataupun baseball. Masyarakat AS memang menggemari ketiga olahraga yang disebutkan terakhir itu karena bisa menghasilkan banyak point (goal).

Sudah tidak populer, istilah soccer juga dianggap sebagai salah satu cara Amerikanisasi, sehingga banyak yang menolak penggunaan "soccer" dan tetap setia dengan "football". Ini terjadi terutama di dataran Eropa, yang memang jadi kiblat sepakbola dunia.

Tapi sesungguhnya Amerika Serikat sendiri tidak salah. Kala pertama kali olah raga ini masuk ke AS, Inggris memang menggunakan kata "soccer". Bahkan, soccer sendiri jadi kata yang paling umum digunakan untuk menyebut sepakbola di Britania Raya.

Dulunya, anak muda di Inggris memiliki kebiasaan untuk menambahkan akhiran –er sebagai panggilan untuk sesuatu. Rugby, misalnya. Olah raga ini akrab dikenal dengan nama Rugger. Sementara Association Football lebih dikenal dengan "Assocer". Dari kebiasaan ini lah kemudian muncul kata "soccer", atau"soccer football".

Masalahnya, saat sepakbola keburu dikenalkan lebih luas pada publik Amerika Serikat di tahun 1970-an, negara-negara Britania Raya sudah keburu meninggalkan istilah ini.

Perkembangan Sepakbola AS dalam Percaturan Dunia

Cabang olahraga sepakbola sesungguhnya telah lama dikenal oleh masyarakat AS. Sejarah mencatat bahwa sejak kedatangan imigran Inggris yang mendarat di pantai Massachussets, AS, pada 1620, mereka sudah melihat Pasuckquakkohowog yang dimainkan oleh orang-orang Indian.

Dua ratus tahun kemudian lahir klub sepakbola pertama di AS yang bernama The Oneidas of Boston. Klub yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden Abraham Lincoln (1861-1866) itu didirikan oleh Gerrit Miller Smith pada 1862. Dalam perkembangannya, AS pun tercatat sebagai peserta Piala Dunia pertama pada 1930. Kala itu mereka mencetak prestasi terbaiknya hingga kini: semifinalis.

Mulai 1980-an, timnas AS berbenah diri. Mereka mulai menyejajarkan diri dengan tim-tim lain di dunia. Karenanya, tak heran jika AS menjadi langganan peserta putaran final Piala Dunia sejak 1990. 

Meskipun kompetisi sepakbolanya sempat mati suri, AS mulai membuka lembaran baru. Tepatnya pada 1996, saat pertandingan pertama Major League Soccer(MLS) dilaksanakan. Sebelumnya, bertindak sebagai tuan rumah Piala Dunia 1994 juga seakan jadi pengakuan dunia atas peran AS di dunia sepakbola.

Kompetisi sepakbola di AS juga pernah diramaikan oleh para (mantan) bintang dunia, seperti Pele, Bobby Moore, Franz Beckenbauer, dan Johan Cruyyf di era 1970-1980-an. Selanjutnya, di era 1990-2000-an, giliran Marco Etcheverry, Hristo Stoichkov, Lothar Matthaues, Juergen Klinsmann, Youri Djorkaeff, Thierry Hungry, dan David Beckham.

AS, Inggris, dan Indonesia

Inggris boleh-boleh saja mengklaim sebagai negara yang melahirkan sepak bola modern. Namun, untuk urusan mendapatkan piala, negeri Ratu Elizabeth itu mungkin bisa melihat pada Paman Sam.
Misalnya saja dalam kompetisi regional. Di saat AS telah menggondol 5 gelar juara Piala Emas CONCACAF, semenjak kompetisi ini digelar pada 1991, Inggris hanya pernah satu kali peringkat tiga Piala Eropa. Itu pun di tahun 1968. Satu-satunya raihan yang bisa dibanggakan oleh Inggris datang pada 1966, yaitu saat ia jadi juara Piala Dunia. Itu juga dengan catatan bahwa Inggris tampil sebagai tuan rumah.

Memang, membandingkan zona CONCACAF dan Eropa sendiri tentu tak adil. Dari daftar pesertanya saja terlihat bahwa Piala Eropa berlangsung lebih ketat dan lebih sulit untuk dimenangkan. Karena itu, Piala Dunia jadi satu-satunya kompetisi yang bisa memperbandingkan prestasi kedua timnas. Dan d isini Inggris terlihat sedikit lebih unggul, setidaknya dalam 15 tahun terakhir. Inggris sudah 2 kali ke perempatfinal, sementara Amerika baru satu kali.

Namun, untuk negara yang mengaku sebagai negara ibu dari sepakbola, raihan Inggris ini terasa biasa-biasa saja. Amerika Serikat pun, jika mau, bisa berkata jika sepak bola mereka tak ketinggalan-ketinggalan amat dari Inggris.

Terlepas dari prestasi keduanya, ada satu benang merah yang menyatukan AS dan Inggris yaitu keberhasilan mereka menjadikan sepak bola sebagai bisnis. Coba lihat saja bagaimana beberapa pengusaha asal AS menjadi pemilik klub di Liga Primer Inggris. Sepakbola di AS pun telah mengarah pada industri meskipun untuk saat ini masih kalah dengan negara-negara lainnya. Harap maklum, AS bukanlah negara yang populer dalam bidang sepakbola (soccer). Meskipun demikian, toh Erick Thohir, pengusaha asal Indonesia, justru telah masuk keklub MLS, DC United.

Berbicara tentang Erick Thohir, lalu bagaimana dengan Indonesia? Berhasilkah menyatukan sepakbola sebagai olahraga dan bisnis?

Jika sistemnya masih begini-begini saja, tidak ada perubahan fundamental yang disegerakan, boleh jadi sepakbola sebagai bisnis (industri) dan olahraga (prestasi) bukan saja berada di tahap impian, namun masih berkutat sebagai khayalan.

Di Indonesia sepakbola adalah "anak utama", bukan "anak tiri", dunia olahraga Indonesia, tapi sengsaranya gak ketulungan. Sudahlah tak berprestasi, federasinya selalu jadi kontroversi, para pemainnya sampai mengemis-ngemis gaji ke kantor PSSI. Bandingkan dengan basket di Indonesia. Bukan "anak utama" olahraga, tapi tak pernah kita dengar ada pemainnya yang meninggal di rumah sakit karena ditunggak gajinya.

Sangat miris jika dibandingkan dengan AS. Di sana, soccer masih menjadi olahraga anak tiri. Namun, mereka telah membuktikannya dengan prestasi dan mengarah pada industri.

Sepak Bola bikin Pemimpin Negara Maju Berhenti Rapat

Kayaknya sepak bola bisa deh kita sebut sebagai olahraga yang paling banyak peminatnya tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri. Sepak bola bisa punya pengaruh yang luar biasa banget. Buktinya nih, para pemimpin negara-negara G8 yang punya pengaruh luar biasa di dunia aja samapi berhenti bersidang gara-gara pertandingan sepak bola. Wuihhh…kok bisa ya?
Ceritanya pemimpin negara G8 yang terdiri dari Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, Jepang, Rusia dan pemimpin Uni Eropa lagi pada kumpul-kumpul di acara Konferensi Tingkat Tinggi yang diadakan di Amerika Serikat. Dalam dua hari, mereka harusnya membincangkan maslah-masalah serius seperti harga minyak global, energi dan iklim dan juga transisi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Tapi, bukannya serius rapat, para pemimpin ini malah kemudian menghentikan rapatnya buat nonton final Liga Champions di Televisi!!
Laga yang menampilkan pertandingan anatara Chelsea dan Bayern Muenchenini berhasil mengalihkan para pemimpin dunia dari ketegangan rapat. gara-garanya sih kanselir jerman, Angela markel yang emang gila bola mengajak teman-temannya buat nonton drama adu penalti. Jelas saja ajakan ini disambut dengan senang hati oleh rekan-rekannya yang lain. Malahan Perdana Meneteri Inggris yang awalnya enggak mau nonton akhirnya enggak bisa berhenti buat nonton. Perdana Menteri Inggris David Cameron sebetulnya juga suka bola. Tapi, karena penentuan hasil akhir liga champions menggunakan adu penalti, doi enggak berani Nonton. Masalahnya tim Jerman selalu punya kelebihan kalau sudah adu penalti ketimbang tim Inggris. Ihhh…udah takut kalah duluan nih.
Lucunya perdana menteri Inggris yang tadinya ‘enggak tega buat nonton” justru jadi orang paling berisik saat menonton. Oh ya perdana menetri Inggris juga dengan suka rela loh jadi oarang yang sibuk menjelaskan soal aturan main sepak bola dan kenapa musti ada adu penalti ke presiden Amerika Serikat Barrack Obama. maklumlah, di Amerika kan olah raga ini jauh kalah populer ketimbang American Football atau Basket.
Bukan cumasekedar nonton saja tapi para pemimpin negara adidaya yang berkumpul di tempat peristirahatannya Presiden As di maryland ini juga ikut bersorak, berteriak termasuk juga menangis ketika tim jagoannya kalah. ni yang terjadi sama Kanselir Jerman Angela Merkel. Sedihhh banget wajahnya waktu Bayern Muenchen harus bertekuk lutut dari tim Chelsea.
bener-bener deh ya, sepak bola olahraga buat semua. Kapan ya tim sepak bola kita bisa bermain di final liga dunia dan di tonton sama pemimpin negara maju? (diolah dari berbagai sumber)

Minggu, 03 Februari 2013

Da big bullshit

Judul ini saya angkat karena saya sering sekali melihat atau mendengar tentang omong kosong yang ada di dunia ini.
Bukan maksud untuk memanaskan suatu keadaan namun saya sebagai manusia yang tinggal di dunia ini merasa sangat risih dengan adanya omong kosong yang selalu menjadi makanan sehari-hari rakyat Republik yang belum dewasa ini.
Coba anda lihat ditelevisi, pasti anda akan sering sekali menjumpai kejanggalan walau terkadang tidak disadari.
Hal ini lah yang membuat saya semakin berang dengan keadaan Republik ini, masa saetiap hari berita isinya cuma korupsi, dan polah tingkah artis yang tidak bermutu disajikan pada pemirsa yang notabene masih butuh asupan berita yang lebih membangun karakter bangsa. Bukan hura-hura ataupun fenomena dunia artis yang tidak mencerminkan budaya ketimuran.
Tulisan ini bukan untuk membuat saya terlihat sok peduli atau sok nasionalis,tetapi ini adalah ungkapan hati yang mungkin anda sekalian juga merasakan.
And finally I will say, this Nation need more good action
Good emotion, good leader not motherfucker.